Bagaimanakahbentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat? - 45375360 sandiputraperkasa23 sandiputraperkasa23 14.10.2021 IPS Sekolah Menengah Pertama terjawab Bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat? TOLONG DIJAWAB Salah satu aktivitas masyarakat Banyuwangidalam upaya pembangunan ekonomi
Artikel Sosiologi kelas 8 kali ini akan membahas tentang pengertian, bentuk-bentuk, dan faktor pendorong serta penghambat dari mobilitas sosial. — Apakah ayahmu pernah pindah tugas ke wilayah lain karena pekerjaannya? Hmm… atau kakakmu yang dulu seorang pelajar kini sudah menjadi pengusaha? Masih belum pernah ngalamin itu semua? Kalau begitu, coba tonton sinetron TV atau drama Korea, deh. Hueheheheh… Eits, nggak ada maksud apa-apa, kok. Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu sebagai contoh dari mobilitas sosial aja. Loh, emang mobilitas sosial itu apa sih? Pengertian Mobilitas Sosial Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial yang lain dalam masyarakat. Hasil perpindahan status sosialnya bisa menjadi lebih tinggi, lebih rendah, bahkan tetap sederajat. Kenapa hasil perpindahannya berbeda-beda? Sebab mobilitas sosial terbagi menjadi beberapa bentuk. Nah, terjadinya bentuk-bentuk itu tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dan penghambat yang perlu kita ketahui. Lalu apa saja ya bentuk dan faktor mobilitas sosial? Yuk, simak kelanjutan artikelnya! Bentuk Mobilitas Sosial Pembagian bentuk mobilitas sosial didasarkan pada berpengaruh tidaknya hasil perpindahan status sosial yang dialami dengan derajat sosial yang dimiliki. Secara umum bentuk mobilitas sosial terbagi menjadi empat, yaitu vertikal, horizontal, antargenerasi, dan intragenerasi. Baca Juga Mengenal Kebudayaa Universal dan Proses Pembentukkannya 1. Mobilitas Sosial Vertikal Coba bayangkan kamu berada di bagian tengah sebuah garis vertikal deh. Udah? Nah, ketika kamu berada di posisi itu, kamu punya kesempatan buat naik ke atas atau turun ke bawah kan? Begitu juga dengan mobilitas vertikal yang dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas sosial vertikal ke bawah. Maksudnya, perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi naik maupun lebih rendah turun. Makanya, mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya. 2. Mobilitas Sosial Horizontal Sekarang coba bayangkan kamu berada di tengah sebuah garis horizontal deh. Kalau kamu berada di sana, mau kamu pindah ke kanan kek atau ke kiri kek, pasti kamu akan tetap di satu tempat yang sejajar kan? Nah, kayak begitulah mobilitas horizontal. Dalam mobilitas horizontal, perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap sejajar seperti sebelumnya. Contohnya, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit Bandung diharuskan pindah tugas ke rumah sakit Jakarta. Pada kasus itu, dokter tersebut mengalami mobilitas horizontal, yaitu perpindahan tempat kerja tetapi tidak mengubah status sosialnya sebagai dokter. Penghasilannya tidak berubah dan jabatannya sebagai seorang dokter juga tidak berubah. 3. Mobilitas Sosial Antargenerasi Mobilitas antargenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial yang dialami seseorang dengan melibatkan perbedaan generasi di dalamnya. Mmm, maksudnya gimana tuh ya? Kamu perlu tahu dulu nih, apa yang dimaksud dengan generasi. Generasi adalah kelompok yang punya kesamaan atau perbedaan umur. Contohnya, gen Z yang orang-orangnya lahir di tahun 2000-an. Nah, mobilitas antargenerasi ini melibatkan generasi-generasi yang berbeda. Misalnya, dahulu, kakek dan nenek kamu hanya bisa sekolah sampai tingkat SMA saja. Kemudian, di generasi selanjutnya, yaitu ayah dan ibu kamu, statusnya naik jadi bisa bersekolah sampai jenjang Sarjana. Dari kasus ini, ada perbedaan tingkat pendidikan yang terjadi di setiap antargenerasi keluarga kamu. Paham, ya? Nah, mobilitas sosial antargenerasi bisa naik dan turun. Artinya, tiap generasi dalam satu kelompok bisa punya kedudukan yang semakin tinggi atau rendah di masyarakat. 4. Mobilitas Sosial Intragenerasi Bagaimana jika perpindahan kedudukan sosial ini dialami oleh generasi yang sama? Itu lah yang dinamakan mobilitas sosial intragenerasi. Menurut definisinya, mobilitas sosial intragenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial yang terjadi pada generasi yang sama. Oke, supaya kamu semakin ada bayangan, masuk ke contoh kasus saja, ya. Misalnya, saat ini kamu sedang duduk di kelas 7 SMP. Kamu adalah anak yang sangat pintar, sehingga bisa mengikuti program akselerasi di sekolah. Saat kenaikan kelas, kamu langsung duduk di kelas 9. Dari sini, kamu sedang mengalami mobilitas intragenerasi karena mengalami perpindahan kedudukan sosial pada generasi yang sama, yaitu teman-teman sekelasmu di kelas 7. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial Setelah mengetahui bentuk-bentuknya, kita juga perlu mengetahui faktor-fator yang mendorong terjadinya mobilitas sosial. Ada beberapa faktor pendorong mobilitas sosial, yaitu 1. Struktural Faktor ini terkait dengan kesempatan seseorang untuk menempati sebuah kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya. Kalau di Indonesia sih struktur masyarakatnya sangat terbuka. Jadi, kesempatan kamu untuk menempati berbagai jabatan yang tinggi, seperti manajer bahkan presiden, menjadi lebih besar, lho! Namun, di Indonesia, ketersediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah penduduknya juga masih belum imbang, nih. Ini bisa menjadi penyebab individu atau kelompok punya potensi mengalami mobilitas sosial yang turun. 2. Individu Kalau faktor ini sih terkait dengan kualitas individu yang dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Manusia kan dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya tuh. Nah, jika seseorang tidak puas dengan status sosial yang diwariskan, ia dapat berusaha untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi. Sampai saat ini, pendidikan masih dianggap sebagai social elevator atau sarana yang dapat membuat orang menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Baca Juga Mengenal Kategori Keberagaman Masyarakat Multikultural 3. Ekonomi Jika situasi ekonomi dalam masyarakat cenderung baik maka mobilitas sosial pun dapat terwujud. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan lainnya. Tapi, kalau kondisi ekonominya buruk, masyarakat akan memiliki pendapatan terbatas sehingga sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhannya dan mobilitas sosial tidak akan bisa terjadi. 4. Politik Faktor yang satu ini sangat bergantung pada situasi politik suatu negara. Keadaan negara yang tidak stabil akan memengaruhi kondisi keamanannya. Dengan begitu, ketersediaan dan kemudahan dalam bekerja juga lebih baik sehingga masyarakat mampu melakukan mobilitas sosialnya. 5. Kependudukan Menurut data Badan Pusat Statistik BPS jumlah penduduk di Indonesia hampir selalu bertambah dari waktu ke waktu. Pertambahan itu bisa mempersempit lahan pemukiman bahkan meningkatkan kemiskinan lho! Makanya, masalah kependudukan seperti ini mendorong individu dan pemerintah untuk mengarahkan masyarakat agar bermigrasi ke daerah lain, sehingga mobilitas sosial pun terjadi. Data Penduduk Indonesia 1971 2010 Sumber Faktor Penghambat Mobilitas Sosial Selain faktor pendorong, ada juga faktor penghambat bagi mobilitas sosial. Jika faktor-faktor di bawah ini masih ada maka akan sulit untuk masyarakat melakukan mobilitas sosial. Adapun faktor penghambat dari mobilitas sosial, yaitu 1. Kemiskinan Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan kesulitan untuk mencapai status sosial tertentu. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Emang kenapa kalau pendidikannya rendah? Dengan pendidikan yang rendah, kualitasnya sebagai sumber daya manusia pun juga menjadi rendah. Akibatnya, kemampuannya untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan menjadi terbatas. 2. Diskriminasi Diskriminasi adalah membedakan perlakuan terhadap sesama karena alasan beda bangsa, suku, ras, agama, dan golongan. Nah, perlakuan membedakan seperti ini sangat tidak baik, selain dapat mengakibatkan konflik, juga dapat menghambat mobilitas sosial. Baca Juga Kenalan Yuk dengan Ras dan Suku Bangsa di Indonesia! 3. Stereotip Gender Membeda-bedakan karakteristik serta posisi sosial laki-laki dan perempuan, seperti memiliki pandangan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi daripada wanita juga bisa menghambat mobilitas sosial, lho! Misalnya, pandangan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi toh yang bekerja adalah suami. Nah, perilaku seperti itu dapat menghalangi prestasi dan kesempatan seseorang untuk melakukan mobilitas agar status sosialnya meningkat. Terjadinya mobilitas sosial di masyarakat, tentunya menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif. Apa saja ya dampak-dampak mobilitas sosial itu? Yuk, kita bedah satu per satu! Dampak Positif Mobilitas Sosial Hal ini berarti mobilitas sosial bisa memberikan pengaruh yang baik bagi seseorang. Dampak positif mobilitas sosial ada tiga macam, di antaranya sebagai berikut 1. Mendorong Seseorang untuk Maju Mobilitas sosial bisa berdampak pada status sosial kita di masyarakat. Misalnya, dari yang tadinya rendah, kemudian berubah jadi tinggi. Contohnya, di tingkat SMP, kamu bersekolah di tempat yang biasa saja. Tapi, di sekolah ini, kamu belajar dengan giat dan disiplin, sehingga selalu mendapat juara 1 di kelas. Dari sini, kamu berkesempatan untuk masuk ke SMA yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, mobilitas sosial mampu mendorong seseorang untuk maju. 2. Mempercepat Perubahan Sosial Selain itu, mobilitas sosial dapat menghasilkan perubahan masyarakat ke arah yang lebih maju. Contohnya, di daerah pelosok, ada beberapa anak yang berkesempatan mendapat beasiswa pendidikan di kota. Setelah pendidikannya selesai, anak-anak tersebut pulang ke kampung halaman untuk membangun daerahnya menjadi lebih maju. Dampak Negatif Mobilitas Sosial Selain dampak positif, mobilitas sosial juga bisa memberikan pengaruh yang tidak baik bagi seseorang. Dampak negatif mobilitas sosial di antaranya 1. Kecemasan Kecemasan ini terjadi karena seseorang merasa khawatir jika status atau posisi sosialnya turun di masyarakat. Contohnya, ada pejabat yang sebentar lagi melepas masa jabatannya. Nah, pejabat ini merasa cemas karena takut kehilangan jabatan. Oleh karena itu, tidak jarang pejabat tersebut berbuat curang untuk mempertahankan jabatan yang mereka inginkan. 2. Melemahkan Solidaritas Kelompok Dampak ini, bisa terjadi di segala bentuk mobilitas sosial, baik itu horizontal maupun vertikal. Contohnya, ada sebuah keluarga yang tadinya hidup di pemukiman yang sederhana, tiba-tiba memenangkan kuis berhadiah ratusan juta. Kemudian, keluarga tersebut pindah rumah ke pemukiman yang lebih elit. Nah, di sini, keluarga tersebut mulai berbaur dengan tetangga baru. Akhirnya, mulai terjadi kerenggangan antara keluarga ini dengan kelompok sosialnya di pemukiman lamanya. 3. Memicu Konflik Parahnya, mobilitas sosial tidak hanya merenggangkan solidaritas kelompok saja, tapi juga bisa memicu konflik atau pertikaian di masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena adanya persaingan yang tidak sehat untuk mencapai kedudukan sosial yang tinggi. Contohnya, untuk mendapatkan banyak pembeli, toko A sengaja menjelek-jelekkan kualitas barang toko B. Karena toko B tidak terima, akhirnya muncul konflik antar pedagang. Baca Juga Mengenal Masyarakan Multikulturan dan Karakteristiknya Selesai deh artikel tentang pengertian, bentuk, faktor pendorong dan faktor penghambat mobilitas sosial, serta dampaknya. Gimana, kamu masih penasaran dengan mobilitas sosial nggak, nih? Kalau masih penasaran, coba gabung deh ke ruangbelajar biar belajarmu jadi lebih menyenangkan bersama kakak-kakak Master Teacher. Cobain gih! Referensi Sunarto, K.1993 Pengantar Sosiologi. Jakarta Lembaga Penerbit FE – UI. Soyomukti, Nurani 2010 Pengantar Sosiologi Dasar Analisis, Teori, & Pendekatan Menuju Analisis Masalah-masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-kajian Strategis. Yogyakarta Ar Ruzz Media Nathan Keirns, Eric Strayer, Heather Griffiths, 2012 Introduction to Sociology, Houston Openstax College Sumber foto Foto Data Penduduk Indonesia 1971 2010 [daring]. Tautan Artikel diperbarui 28 Oktober 2022.
Dilansirdari Ensiklopedia, salah satu contoh yang menunjukkan konflik sebagai konsekuensi dari mobilitas sosial adalah d. unjuk rasa buruh meminta kenaikan gaji pada perusahaan atau majikan. Baca Juga: Seseorang mengamati sebuah benda dengan menggunakan lup berkekuatan 10 dioptri.
Mobilitas sosial adalah perubahan status sosial baik naik atau turun. Banyak pengertian dari ahli dan faktor penyebabnya yang mengakibatkan banyaknya bentuk dan dampak mobilitas sosial baik positif maupun negatif. Dalam kehidupan sosial, setiap masyarakat pasti terlibat mobilitas sosial. Biasanya mobilitas sosial digambarkan sebagai suatu perpindahan baik dari satu tempat ke tempat lain, atau perpindahan lainnya, misalnya dari jabatan satu ke jabatan lain. Pengertian mobilitas sosial ini kemudian dijadikan sebuah kebiasaan atau aktivitas yang umum dilakukan masyarakat. Pengertian mobilitas sosial ini merupakan fenomena sosial yang kerap terjadi di kehidupan sosial. Pengertian mobilitas sosial dan mobilitas lainnya merupakan suatu gerakan atau perpindahan yang dapat menimbulkan perubahan dan sosial merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Perpindahan pada pengertian mobilitas sosial biasanya berpindah ke sesuatu yang lebih baik, tapi tak bisa dipungkiri, mobilitas sosial ini bisa dialami ke jenjang yang lebih rendah atau tetap sederajat. Lalu apa sebenarnya pengertian mobilitas sosial ini? Daftar Isi 1Pengertian Mobilitas SosialPengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli1. Indera Ratna Irawati2. Kimball Young dan Raymond W. Mack3. Anthony Giddens4. Paul B Horton dan Chester L Hunt5. Pitirim A. Sorokin6. Soerjono Soekanto7. William Kornblum8. Michael S. Bassis9. H. Edward Ransford10. Robert LawangBentuk Mobilitas Sosial1. Mobilitas Sosial Vertikal2. Mobilitas Sosial Horizontal3. Mobilitas AntargenerasiFaktor Pendorong Mobilitas Sosial1. Faktor Struktural2. Faktor Individu3. Faktor Ekonomi4. Faktor Politik5. Faktor KependudukanFaktor Penghambat Mobilitas Sosial1. Faktor Diskriminasi2. Faktor Kemiskinan3. Faktor Stereotip GenderDampak Mobilitas Sosial1. Dampak Positif dari Mobilitas Sosial2. Dampak Negatif dari Mobilitas SosialContoh Mobilitas Sosial1. Contoh mobilitas sosial vertikal2. Contoh mobilitas sosial horizontal3. Contoh mobilitas sosial antargenerasi Secara umum, pengertian mobilitas sosial merupakan adanya perubahan kedudukan warga masyarakat di dalam sebuah kelas sosial yang satu ke kelas sosial yang lainnya. Pengertian mobilitas sosial berarti perpindahan individu, keluarga, atau kelompok melalui sistem hierarki atau stratifikasi sosial. Pengertian mobilitas sosial juga disebut sebagai gerak sosial yang didefinisikan tentang perpindahan orang atau kelompok dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain. Baca tentang dinamika sosial sebelum lanjut Pengertian Dinamika Sosial Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli Selain pengertian mobilitas sosial secara umum, para ahli juga mengungkapkan pengertian mobilitas sosial menurut pendapat mereka masing-masing. Berikut ini pengertian mobilitas sosial menurut pendapat para ahli. 1. Indera Ratna Irawati Menurut Indera Ratna Irawati dalam bukunya Stratifikasi dan Mobilitas Sosial 2016 mobilitas sosial merupakan perubahan status sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Bisa juga individu tersebut hanya berpindah peran saja tanpa mengalami perubahan kedudukan atau status sosialnya. 2. Kimball Young dan Raymond W. Mack Kimball Young dan Raymond W Mack mengungkapkan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial. Misalnya seorang pedagang baju beralih menjadi pedagang toko kelontong atau seorang ayah yang berpindah kerja ke kota lain agar mendapat jabatan yang lebih tinggi. 3. Anthony Giddens Anthony Giddens memiliki pendapat bahwa pengertian mobilitas sosial adalah gerakan dari orang perorang dan kelompok ke kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda. Menurut Giddens, seorang sosiolog berkebangsaan Inggris dianggap sebagai salah satu kontributor dalam pengembangan ilmu sosiologi modern. 4. Paul B Horton dan Chester L Hunt Paul B Horton dan Chester L Hunt mengungkapkan pendapatnya bahwa pengertian mobilitas sosial merupakan tindakan berpindah dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. 5. Pitirim A. Sorokin Menurut Pitirim A. Sorokin, pengertian mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang disebut sirkulasi sosial atau social circulation. Sirkulasi sosial dapat berupa lembaga pendidikan, organisasi politik, lembaga kesehatan, dan lain sebagainya. 6. Soerjono Soekanto Soerjono Soekanto mengungkapkan pendapatnya bahwa pengertian mobilitas sosial adalah gerak dari satu posisi sosial ke posisi sosial lainnya. Yang harus diingat adalah seseorang tidak akan dapat berpindah ke posisi yang lebih baik jika memang tidak ada posisi yang diperuntukkan baginya. Selain itu, dalam rangka perpindahan posisi ke yang lebih baik harus memiliki karakteristik dan kemampuan memasuki status sosial tersebut. 7. William Kornblum Pengertian mobilitas sosial menurut William Kornblum merupakan perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya. 8. Michael S. Bassis Michael S. Bassis mengungkapkan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosio ekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat. 9. H. Edward Ransford Menurut H. Edward Ransford, pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki. 10. Robert Lawang Robert Lawang mengungkapkan pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya. Rekomendasi Buku Ilmu Sosiologi Dapatkan Buku-Buku Sosiologi di Buku Sosiologi Bentuk Mobilitas Sosial Mobilitas sosial dibagi menjadi beberapa bentuk. Tentu saja pembagian bentuk mobilitas sosial didasarkan pada pengaruh tidaknya hasil perpindahan status sosial yang dialami dengan derajat sosial yang dimiliki. Pada dasarnya, bentuk mobilitas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu mobilitas sosial vertikal, mobilitas sosial horizontal, dan mobilitas antargenerasi. 1. Mobilitas Sosial Vertikal Mobilitas sosial vertikal dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas sosial vertikal ke bawah. Artinya, terdapat perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Oleh sebab itu, mobilitas vertikal ini merupakan perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya. a. Social Climbing Pengertian mobilitas sosial vertikal yakni social climbing ditandai dengan naiknya status sosial seseorang ke kedudukan yang lebih tinggi lagi atau terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi, daripada lapisan sosial yang sudah ada sebelumnya. b. Social Sinking Proses penurunan status atau kedudukan sosial seseorang dari social sinking ini biasanya dari atas ke bawah. Alasan terjadinya social sinking ini adalah terjadinya masa pensiun, turun jabatan, dipecat atau diberhentikan kerja, berhalangan melaksanakan tugas, dan lain sebagainya. 2. Mobilitas Sosial Horizontal Pengertian mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau suatu kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap sejajar seperti sebelumnya. Biasanya hal ini terjadi pada perpindahan warga negara, pindah lokasi penugasan tanpa mengubah jabatan, dan lain sebagainya. 3. Mobilitas Antargenerasi Mobilitas sosial ketiga yang bisa terjadi adalah pengertian mobilitas sosial karena terjadinya atau adanya perubahan kedudukan sosial yang berbeda pada individu dan kelompok dalam dua generasi yang berbeda. Ada dua jenis mobilitas antargenerasi, yakni a. Mobilitas intergenerasi. Mobilitas intergenerasi merupakan perubahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi, mulai dari kakek neneknya hingga ke cucu-cucunya. b. Mobilitas intragenerasi. Pengertian mobilitas sosial intragenerasi ini merupakan perubahan status sosial yang terjadi di dalam satu generasi yang sama, misalnya dari ayah ibu hingga ke anak-anaknya. Bentuk mobilitas sosial Faktor Pendorong Mobilitas Sosial Setelah mengetahui pengertian mobilitas sosial dan juga bentuk mobilitas sosial yang ada, tentu saja dalam terjadinya mobilitas sosial, terdapat faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya mobilitas sosial. Beberapa faktor pendorong mobilitas sosialnya akan dijelaskan di bawah ini. 1. Faktor Struktural Faktor struktural pada mobilitas sosial ini berkaitan dengan kesempatan seseorang untuk dapat menempati sebuah kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya. Di Indonesia, kesempatan untuk menempati atau adanya pengaruh faktor struktural ini cukup besar. Banyak orang memiliki kesempatan menempati jabatan yang lebih tinggi. 2. Faktor Individu Selain faktor struktural, terjadinya mobilitas sosial ini juga bisa disebabkan karena adanya faktor individu. Faktor individu ini bisa dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan karena manusia lahir dengan sifat dan ciri khas masing-masing. Meski demikian, manusia memiliki keinginan yang sama untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi. Di Indonesia, faktor pendidikan masih dianggap sebagai social elevator atau dijadikan sebagai sarana yang dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan dapat meningkatkan status sosialnya di masyarakat. 3. Faktor Ekonomi Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial lainnya adalah faktor ekonomi. Baik di Indonesia maupun di negara mana saja, kondisi ekonomi akan sangat mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan yang lebih baik lainnya. Akan tetapi jika kondisi ekonomi di suatu negara buruk, maka masyarakatnya akan memiliki pendapatan rendah atau terbatas sehingga sangat sulit untuk masyarakat dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan mobilitas sosialnya tidak akan bisa terjadi. 4. Faktor Politik Faktor pendorong lainnya yakni faktor politik. Faktor politik menjadi pendorong mobilitas sosial karena situasi politik dari suatu negara yang stabil atau tidak akan memengaruhi kondisi keamanannya, tentu ada hubungannya dengan ketersediaan dan kemudahan dalam menjalankan aktivitas bahkan pekerjaan. 5. Faktor Kependudukan Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial terakhir adalah faktor kependudukan. Faktor kependudukan ini akan bertambah dari waktu ke waktu. Sayangnya, pertambahan tersebut bisa mempersempit lahan permukiman dan bisa meningkatkan kemiskinan. Sehingga besar kecilnya faktor kependudukan dinilai jadi faktor utama terjadinya mobilitas sosial. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial Selain adanya faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, pengertian mobilitas sosial ini juga bisa memiliki penghambat yang menyebabkan beberapa dampak akan terjadi. Ketika faktor penghambat ini muncul, aka akan sulit bagi masyarakat dapat melakukan mobilitas sosial yang baik. 1. Faktor Diskriminasi Meski faktor ini kerap diabaikan, nyatanya mobilitas sosial sangat terhambat ketika terjadi faktor diskriminasi. Faktor diskriminasi ini merupakan sikap yang membedakan perlakuan terhadap sesama karena adanya perbedaan diantaranya suku, ras, agama, dan golongan. Biasanya, faktor yang membedakan ini sangat berdampak besar dan mengakibatkan konflik yang kemudian menghambat mobilitas sosial. 2. Faktor Kemiskinan Sama halnya dengan diskriminasi, faktor kemiskinan juga mampu menghambat terjadinya mobilitas sosial. Masyarakat yang mengalami kemiskinan bahkan kesulitan mencari penghasilan juga otomatis akan sulit untuk mencapai status tertentu. Biasanya penyebab terjadinya faktor kemiskinan ini adalah tingkat pendidikan yang rendah. Ketika tingkat pendidikan di lingkungan masyarakat tersebut rendah, maka sumber daya manusia di tempat tersebut juga rendah sehingga tidak adanya upaya untuk mendapatkan atau memiliki kemampuan untuk bersaing dan akhirnya mereka akan terbatas dalam mendapatkan pekerjaan. 3. Faktor Stereotip Gender Faktor penghambat pengertian mobilitas sosial selanjutnya adalah karakteristik yang membeda-bedakan jenis kelamin atau posisi sosial antara laki-laki dan perempuan. Banyak yang beranggapan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini menjadikan mobilitas sosial juga terhambat. Membedakan gender akan menghalangi seseorang untuk dapat berprestasi karena stereotip status sosial yang dinilai berbeda sehingga menghalangi seseorang untuk melakukan upaya dan melakukan mobilitas sosial agar mendapat status sosial yang lebih baik. Rekomendasi Buku Ilmu Sosiologi Dapatkan Buku-Buku Sosiologi di Buku Sosiologi Dampak Mobilitas Sosial Terjadinya mobilitas sosial tentu memiliki dampak bagi masyarakat secara luas. Ada dua dampak yang mungkin terjadi, yang pertama dampak positif dan yang kedua dampak negatif. 1. Dampak Positif dari Mobilitas Sosial Terjadinya mobilitas sosial bisa berdampak positif bagi masyarakat sebagai pendorong sekaligus dapat mempercepat tingkat perubahan sosial ke arah yang lebih perubahan yang disertai dampak positif ini terjadi apabila adanya dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah memperbaiki kualitas mobilitas sosial juga berdampak positif bagi peningkatan integritas sosial seseorang atau suatu masyarakat. Terjadinya perubahan sosial yang terjadi tentunya mendapat respons yang berbeda-beda, baik ditanggapi sebagai sebuah tantangan, atau ada pula yang merespons sebagai bentuk penerimaan yang berpengaruh pada integrasi pada masyarakat. 2. Dampak Negatif dari Mobilitas Sosial Meski terjadinya perubahan sosial karena mobilitas sosial memiliki dampak positif, tak bisa dipungkiri pasti ada dampak negatif yang satunya timbulnya konflik-konflik sosial. Konflik sosial bisa terjadi karena adanya mobilitas sosial ketika salah satu perjuangan seseorang atau kelompok mendapatkan posisi yang lebih tinggi memunculkan persaingan yang berujung lainnya adalah risiko terjadinya gangguan psikologis. Tidak sedikit orang justru mengalami kegelisahan ketika kehilangan jabatan atau jabatannya menurun dan menyebabkan gangguan psikologis. Bahkan hal tersebut bisa membahayakan dirinya sendiri ketika kegelisahan tersebut menjadi stres berkepanjangan. Dalam gangguan psikologis ini, gangguan stres yang berkepanjangan bisa menimbulkan penyakit psikis maupun fisik, terlebih ketika seseorang individu atau kelompok sosial tidak memiliki kemauan atau tekad untuk berubah ke arah yang lebih baik. Baca lebih mendalam tentang Kesenjangan Sosial Contoh Mobilitas Sosial Agar dapat memahami bagaimana mobilitas sosial dalam suatu masyarakat yang lahir dari pengertian mobilitas sosial, berikut ini adalah contoh mobilitas sosial sesuai dengan bentuk mobilitasnya. 1. Contoh mobilitas sosial vertikal a. Mobilitas sosial vertikal ke atas atau yang disebut social climbing contohnya ketika seorang karyawan di suatu perusahaan memiliki kinerja dan capaian yang baik terhadap pekerjaannya. Ia mendapat kesempatan untuk diangkat menjadi kepala bagian, kemudian naik lagi ke manajer, sampai menempati posisi terbaik atau teratas di suatu perusahaan. Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal ke atas atau social climbing ini biasanya adalah perubahan menuju kesuksesan. b. Mobilitas sosial vertikal ke bawah atau yang disebut social sinking contohnya ketika seorang pejabat menyalahgunakan wewenangnya selama menjabat dan akhirnya ia harus menelan pil pahit yakni mendapat hukuman dengan diturunkannya pangkat atau jabatannya. Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal ke bawah atau social sinking ini biasanya seseorang yang mengalami ketidakberuntungan karena jabatan atau status sosialnya turun karena berbagai alasan. 2. Contoh mobilitas sosial horizontal Berbeda halnya dengan mobilitas sosial vertikal yang mengalami perubahan status sosial, contoh mobilitas sosial horizontal ini misalnya seorang kepala dinas dimutasi ke dinas lainnya untuk menempati jabatan yang sama yakni sama-sama kepala dinas. 3. Contoh mobilitas sosial antargenerasi Mobilitas sosial biasanya juga terjadi di dalam konteks antargenerasi. Biasanya hal ini terjadi saat anak-anak bisa mencapai status sosial yang lebih tinggi dibandingkan leluhurnya. Contoh yang mungkin terjadi pada mobilitas sosial antargenerasi ketika seorang anak yang lahir di keluarga petani berhasil menjadi seorang pengusaha di kota besar, sementara ayah ibu, bahkan nenek dan kakeknya masih menjadi petani di desa. Pertanyaan Umum Mobilitas Sosial Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial ?Mobilitas sosial merupakan perubahan kedudukan warga masyarakat dalam sebuah kelas sosial dari satu kelas ke kelas sosial yang lainnya. Mengapa faktor ekonomi menjadi penghambat mobilitas sosial?Sebab, faktor ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan yang lebih baik lainnya. Baca artikel terkait lainnya tentang sosial di Blog Toko Buku Online Deepublish Apa itu integrasi sosial?Pengertian Interaksi SosialPerubahan Sosial BudayaPengertian Pluralisme
Terdapat beberapa tingkatan sosial tertentu yang disebut dengan strata di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya strata tersebut, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan perpindahan dari strata rendah ke tinggi ataupun sebaliknya. Mobilitas sosial dalam masyarakat yang terbuka akan mudah terjadi karena lebih memungkinkan untuk mengalami perpindahan strata. Mobilitas sosial atau gerak sosial adalah kehidupan suatu individu sebagai makhluk sosial yang dipengaruhi oleh perpindahan strata. Baik individu ataupun kelompok, pasti akan mengalami hal tersebut. Berikut adalah ulasan lengkapnya yang bisa Sedulur pelajari. BACA JUGA Pengertian dan Manfaat Gotong Royong dalam Kehidupan Sosial pixabay Mobilitas sosial adalah suatu perubahan kedudukan masyarakat, baik individu maupun kelompok, ke sebuah kelas yang lainnya. Pengertiannya memiliki definisi sebagai pergerakan individu, kelompok, maupun keluarga yang akan berubah melalui stratifikasi sosial atau sistem hierarki. Pengertian tersebut juga bisa diartikan sebagai suatu gerak yang didefinisikan sebagai perpindahan individu atau kelompok dari suatu strata ke strata yang lainnya. 2. Pengertian mobilitas sosial menurut para ahli pixabay Sebelum mengetahui tentang jenis-jenis mobilitas sosial, ada pula pengertian pergerakan menurut para ahli. Berikut adalah pengertiannya 1. Kimball Young dan Raymond W. Mack. Menurut kedua ahli tersebut, suatu gerak dalam struktur yang mencakup sifat antar kelompok atau individu dengan beberapa pola tertentu yang mengatur adalah definisi dari mobilitas sosial. Pola tertentu itu adalah pola yang mengatur suatu organisasi pada suatu kelompok. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Maka dari itu, manusia itu tidak lepas dari yang namanya suatu pergerakan. Bisa jadi, pergerakan tersebut ke arah yang lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, bisa juga ke arah yang lebih rendah ataupun tidak berubah sama sekali. 2. Anthony Giddens. Berbeda dengan pengertian menurut Anthony Giddens. Beliau menyebutkan bahwa mobilitas sosial merupakan suatu gerakan dari orang per orang atau kelompok-kelompok di antara beberapa kedudukan sosial ekonomi yang berbeda satu sama lainnya. Giddens sendiri adalah seorang sosiolog terkenal dari Inggris yang telah dianggap sebagai salah satu penyumbang dalam adanya ilmu sosiologi modern yang terus berkembang. 3. Indera Ratna Irawati. Dikutip dari bukunya yang berjudul Stratifikasi dan Mobilitas Sosial, beliau menyebutkan bahwa pengertiannya adalah suatu perubahan status dalam suatu lapisan ke dalam lapisan yang lainnya. Perubahan tersebut bisa jadi lebih rendah ataupun lebih tinggi. Individu juga bisa berpindah peran saja tanpa harus berubah kedudukannya. BACA JUGA Apa Itu Eksibisionisme? Ini Penjelasan Lengkap & Ancamannya 3. Bentuk mobilitas sosial vertikal pixabay Setelah mengetahui pengertiannya, berikutnya adalah bentuk yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu vertikal dan horizontal. Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan dari suatu kedudukan ke kedudukan yang lainnya yang tidak sederajat. Perpindahan tersebut dibagi lagi menjadi dua, yaitu vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Artinya, perpindahan bisa dialami baik itu lebih tinggi maupun lebih rendah. 1. Social Climbing. Untuk perpindahan kedudukan yang lebih tinggi dari sebelumnya, itu disebut juga dengan social climbing. Tanda dari social climbing adalah naiknya kedudukan seseorang atau kelompok ke yang lebih tinggi dan akan membentuk lagi suatu kelompok baru yang derajatnya akan lebih tinggi daripada lapisan yang sebelumnya sudah ada. Social climbing merupakan jenis mobilitas sosial dan contohnya adalah seorang warga yang dilantik menjadi ketua RT, ataupun guru yang diangkat menjadi kepala sekolah. 2. Social Sinking. Dalam Bahasa Inggris, sinking artinya tenggelam. Maka dari itu, social sinking dapat diartikan sebagai proses penurunan kedudukan seseorang dari atas menuju bawah. Alasan terjadinya penurunan kedudukan ini cukup beragam, seperti terjadinya penurunan jabatan, pensium, atau diberhentikan dalam suatu pekerjaan. 4. Bentuk mobilitas sosial horizontal pixabay Arti dari bentuk mobilitas sosial horizontal adalah suatu perpindahan kedudukan yang dialami individu atau kelompok, yang mana perpindahan tersebut tidak mengubah derajatnya seperti sebelumnya. Jadi, derajat mereka akan sejajar seperti sebelumnya. Misalnya adalah ketika seseorang berpindah kewarganegaraannya, atau mutasi pekerjaan yang hanya berpindah lokasi saja tanpa adanya jabatan yang berubah. BACA JUGA Kenali Apa Itu Privilege & Jenis Jenisnya yang Harus Kamu Tau 5. Bentuk mobilitas sosial antargenerasi pixabay Bentuk ketiga yang bisa terjadi adalah mobilitas sosial antargenerasi. Bentuk ini bisa terjadi karena adanya perubahan kedudukan yang berbeda di individu dan kelompok dalam dua generasi yang tidak sama. Adapun dua jenis antargenerasi adalah 1. Mobilitas intergenerasi. Pengertian dari mobilitas intergenerasi adalah suatu perubahan kedudukan yang terjadi bukan hanya satu generasi saja, melainkan beberapa generasi. Pergerakan tersebut bisa terjadi mulai dari kakek nenek sampai ke cucunya. 2. Mobilitas intragenerasi. Berikutnya adalah mobilitas intragenerasi yang berarti perubahan kedudukan atau status yang terjadi di dalam satu generasi yang sama. Contohnya adalah ayah ibu sampai ke anaknya. 6. Faktor struktural sebagai pendorong mobilitas sosial pixabay Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial antara lain adalah faktor struktural. Faktor struktural berkaitan erat dengan kesempatan seorang individu untuk bisa menempati sebuah strata atau kedudukan serta memperoleh kemudahan. Di tanah air sendiri, kesempatan untuk bisa menempati suatu kedudukan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor struktural cukup tinggi. Kesempatan bisa dimiliki oleh setiap orang untuk bisa menempati jabatan yang lebih tinggi di kemudian hari. BACA JUGA Apa Itu Toxic Positivity? Ini Ciri, Dampak & Cara Menghindarinya 7. Faktor ekonomi pexels Jawaban dari pertanyaan mengapa faktor ekonomi menjadi penghambat mobilitas sosial adalah karena ekonomi di suatu negara bisa naik dan turun. Misalnya di suatu negara memiliki kondisi ekonomi yang baik. Maka, masyarakat atau penduduk di sana akan dengan mudah memperoleh pendidikan, modal, serta kesempatan yang baik dibandingkan dengan negara yang lainnya. Apabila kondisi ekonominya cukup buruk, maka masyarakat atau penduduk setempat akan sulit untuk memenuhi kebutuhan. Jika sudah begitu, maka pergerakan kedudukan susah untuk terjadi. 8. Faktor individu pexels Faktor individu juga menjadi salah satu hal yang bisa menyebabkan terjadinya mobilitas sosial. Hal ini bisa dilihat dari segi pengetahuan, sikap, serta keterampilan karena setiap individu yang lahir tentunya memiliki ciri khas dan sifat yang berbeda. Walaupun begitu, setiap manusia tentunya mempunyai keinginan yang sama dalam hal mencapai kedudukan atau strata yang lebih tinggi lagi. Di Indonesia, seseorang akan dianggap menjadi pribadi yang berkualitas dilihat dari faktor pendidikan yang dienyamnya. Faktor pendidikan dapat membuat suatu individu bisa meningkat kedudukannya dalam masyarakat. BACA JUGA Apa Itu Tujuan Hidup, Ini Cara Menemukannya, Harus Tau! 9. Faktor politik pexels Selanjutnya, faktor pendorong suatu kedudukan atau strata adalah faktor politik. Politik bisa menjadi salah satu faktor pendorong mobilitas sosial dikarenakan adanya situasi politik pada suatu negara yang cenderung stabil atau tidak akan mempengaruhi kondisi keamanannya. Tentunya, faktor tersebut masih berhubungan dengan kemudahan dan ketersediaan seseorang dalam menjalankan sebuah pekerjaan ataupun aktivitas. 10. Penghambat mobilitas sosial diskriminasi pexels Selain adanya faktor pendorong terjadinya perpindahan kedudukan, ada pula faktor penghambat mobilitas sosial yang akan menyebabkan beberapa dampak terjadi, yaitu diskriminasi. Apabila faktor ini muncul, maka masyarakat akan susah untuk melakukan pergerakan strata menuju yang lebih baik. Walaupun faktor penghambat ini sering diabaikan, namun pergerakan strata akan menjadi sangat terhambat karena adanya diskriminasi. Seperti yang diketahui, bahwa diskriminasi merupakan sebuah sikap yang membedakan perlakuan seseorang terhadap sesamanya. Misalnya karena adanya perbedaan ras, suku, agama, maupun golongan tertentu. Diskriminasi biasanya akan berdampak cukup besar dan bisa jadi menimbulkan konflik antar masyarakat. BACA JUGA Kenali Isu Kesehatan Mental, Jenis dan Cara Menjaganya 11. Kemiskinan pexels Kemiskinan yang dialami oleh masyarakat akan membuat mereka kesusahan untuk mencapai strata atau kedudukan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Penyebab utama dari kemiskinan di suatu negara adalah pendidikan yang rendah. Apabila pendidikannya rendah, maka kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah atau individu pun menjadi rendah. Alhasil, kemampuan seseorang untuk bersaing atau bergerak dari kedudukan rendah menjadi tinggi akan susah. Mereka pun akan susah untuk bersaing dan memiliki keterbatasan untuk mendapatkan pekerjaan. 12. Stereotip gender pexels Stereotip gender adalah faktor penghambat pergerakan kedudukan atau mobilitas sosial yang sering terjadi di lingkungan masyarakat sekitar. Stereotip gender terjadi ketika seseorang membeda-bedakan karakter dan kedudukan perempuan dan laki laki, serta memiliki pandangan bahwa derajat perempuan itu lebih rendah daripada laki-laki. Mereka menganggap bahwa laki-laki lah yang memiliki derajat paling tinggi. Contohnya adalah ketika menganggap bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan yang terlalu tinggi karena pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga setelah menikah dan harus melayani suami. Dari perilaku yang seperti itu, maka prestasi dan kesempatan perempuan dalam melakukan perpindahan strata yang lebih tinggi akan terhalangi. BACA JUGA Gangguan Bipolar Ini Tanda, Gejala & Pengobatannya 13. Dampak negatif mobilitas sosial pexels Struktur sosial masyarakat akan mengalami beberapa konsekuensi karena adanya gejala naik turunnya status sosial. Kemudian, akan timbul berbagai reaksi atas konsekuensi tersebut. Reaksi yang dialami bisa dalam bentuk sebuah konflik. Konflik akan hadir di tengah masyarakat sebagai dampak negatif adanya mobilitas sosial tertentu. Biasanya, konflik akan terjadi jika terdapat benturan antara kepentingan dan nilai. Beberapa lapisan bisa menjadi penyebab adanya benturan, seperti konflik antar kelas, antar kelompok, ataupun antar generasi. Pada konflik yang terjadi antar kelas, bisa terjadi apabila suatu kelas sosial berkeinginan untuk menduduki posisi tertentu sementara yang lainnya ingin mempertahankannya. Beberapa contoh dari konflik tersebut di antaranya adalah Reaksi negatif masyarakat terhadap adanya suatu kelas yang baru Reaksi negatif warga yang sudah tinggal cukup lama di suatu daerah terhadap warga baru Reaksi negatif individu atas perlakuan masyarakat terkait dengan munculnya kelas sosial yang baru 14. Dampak positif mobilitas sosial pexels Dampak positif dari adanya perpindahan strata adalah masyarakat akan berupaya untuk berprestasi agar dirinya sendiri bisa lebih maju dan memiliki kesempatan untuk berpindah dari strata sebelumnya. Contoh mobilitas sosial yang berdampak positif adalah seorang anak yang lahir dari keluarga miskin dan berusaha untuk mendapatkan kekayaan di masa depan dengan cara belajar dengan giat. Kesimpulannya, dampak yang diakibatkan dari berbagai faktor pasti akan terjadi dalam kehidupan masyarakat sebagai bentuk dari suatu perubahan. Begitupun dalam proses mobilitas sosial. Apabila strata atau kedudukan seseorang bisa diterima oleh lingkup lainnya, maka akan tercipta suatu keharmonisan dalam bentuk kerjasama. Keadaan akan berbanding terbalik ketika pergerakan kedudukan atau strata ditolak oleh lapisan masyarakat. Maka, hal tersebut akan menimbulkan suatu konflik.aHjVq.